Kerinduan...kenangan tentangmu tiba-tiba berkelebat
tak akan menghilang
kan selalu kurasa
tak mampu ku menghindar...
-Sheila Majid, Kerinduan
ketika aku menjalani trotoar di jalan Braga ini
Hari itu kita berjalan kaki
dari sebuah hotel tua di jalan Asia Afrika
lalu kau bilang, "Di sini ada toko roti legendaris"
salah satu yang enak di Kota Bandung ini
Harum roti bercampur aroma perabotan tua begitu terasa ketika aku memasuki toko itu
kau tahu, tempat mereka memajang kue sudah tak lagi di tempat yang sama
seperti saat kita kesana
Aku kini duduk di salah satu sudutnya
segelas teh tawar hangat menemani
baru saja diantar seorang yang cukup renta
tapi sangat hangat senyumannya
Toko roti ini bukan yang pertama
ada berapa banyak lagi
tempat legendaris di kota
yang kau kenalkan padaku
barisan pepohonan di Jalan Cipaganti
juga kursi di sudut sebuah kedai cheesecake
mencatat dengan baik derai tawa dan airmata
yang terekam dalam kisah kita
embun di sudut mataku menetes ke dalam gelas
ku berharap ia tak berubah
menjadi jeram yang berarus deras
mengalirkan rindu yang kini ingin lekas kusembunyikan
dalam sepotong roti kadet dan cangkir teh ini
Tapi arus rindu ini terlalu kuat
teh ini mengingatkanku padamu
pelukan hangat yang kau berikan
di saat-saat terburuk
dalam hidupku
Seandainya kau mau duduk di sini
aku ingin menunggumu, di toko roti ini
bercerita kita tentang cita-cita
berkisah kita tentang cinta
Tapi, pendar cahaya dari mentari senja
membawaku kembali pada hari itu
hari terakhir kita berjumpa
dan kau yang di depanku kini
Aku kini duduk di salah satu sudutnya
segelas teh tawar hangat menemani
baru saja diantar seorang yang cukup renta
tapi sangat hangat senyumannya
Toko roti ini bukan yang pertama
ada berapa banyak lagi
tempat legendaris di kota
yang kau kenalkan padaku
barisan pepohonan di Jalan Cipaganti
juga kursi di sudut sebuah kedai cheesecake
mencatat dengan baik derai tawa dan airmata
yang terekam dalam kisah kita
embun di sudut mataku menetes ke dalam gelas
ku berharap ia tak berubah
menjadi jeram yang berarus deras
mengalirkan rindu yang kini ingin lekas kusembunyikan
dalam sepotong roti kadet dan cangkir teh ini
Tapi arus rindu ini terlalu kuat
teh ini mengingatkanku padamu
pelukan hangat yang kau berikan
di saat-saat terburuk
dalam hidupku
Seandainya kau mau duduk di sini
aku ingin menunggumu, di toko roti ini
bercerita kita tentang cita-cita
berkisah kita tentang cinta
Tapi, pendar cahaya dari mentari senja
membawaku kembali pada hari itu
hari terakhir kita berjumpa
Aku duduk di depanmu
sambil menahan air mataku
kau tahu betapa aku rindu
ingin memelukmu
namun kau yang didepanku
hanyalah jasad kaku
sambil menahan air mataku
kau tahu betapa aku rindu
ingin memelukmu
namun kau yang didepanku
hanyalah jasad kaku
dan kau yang di depanku kini
di toko roti ini
hanyalah bayang yang sebentar lagi
menghilang bersama angin
lalu, kemanakah akan kubawa
rasa rindu yang tak sempat berlabuh ini?
-teruntuk bu Ade, my best friend and sister.
#day18
#30DWCJilid7
#Squad8
#30DWCJilid7
#Squad8
Bagikan
Tentangmu, di Toko Roti
4/
5
Oleh
Tiech
1 comments:
Tulis commentsWah, keren puisinya....
Reply