Wednesday, February 21, 2024

Aku ingin jadi Profesor!

"Aku ingin jadi Profesor!" ucapku dulu saat menuliskan target hidup jangka panjang. Tanpa memikirkan pantas atau tidaknya, aku membayangkan bahwa karir tertinggi yang ingin kucapai adalah menjadi profesor. Keinginan itu juga yang menjadi salah satu alasanku melanjutkan S2 di program studi yang sama dan kampus yang sama pula. Aku dengar untuk menjadi profesor, pendidikannya perlu linier dari S1 hingga S3. 

Sejujurnya aku pun tidak mengingat alasanku ingin menjadi profesor. Awalnya, aku membayangkan profesor adalah seseorang dengan kepala sedikit botak atau rambut yang hampir semuanya memutih. Bahkan saat masih menjadi mahasiswa baru aku pernah bertemu dengan profesor dari program studi lain di kampusku dengan penampilan seperti itu. Auranya benar-benar memancarkan kecerdasan dan terlihat  keren sekali. Namun sepertinya inspirasi untuk menjadi profesor muncul setelah aku bertemu dan berinteraksi dengan profesor yang ada di program studiku sendiri. Pada saat itu rata-rata profesor di prodiku berusia lebih dari 60 tahun. Kesan yang aku ingat dari mereka adalah pemikiran yang luar biasa, cerdas, bijak, dan berwibawa. Pemikiran-pemikirannya segar, membuka wawasan, dan inspiratif.  Aku jadi senang mendengar kuliah, seminar, atau sekedar menjadi asisten mereka. Kekagumanku pada sosok profesor semakin bertambah ketika salah satu seniorku berhasil menjadi profesor termuda (kala itu) di program studi kami. 

Setelah memutuskan menjadi dosen pun aku masih menempatkan cita-cita sebagai profesor sebagai karir tertinggi yang ingin aku raih. Aku tidak pernah menargetkan harus menjadi profesor pada usia tertentu. Karena menurutku, untuk menjadi profesor yang cerdas dan bijak butuh waktu. Aku yakin aku akan meraihnya pada saat yang tepat, dengan  pace yang aku sukai pula, bukan menjadi ambisi utama. 

Setalah menjadi dosen, sejujurnya aku tidak terlalu memikirkan cita-citaku untuk menjadi profesor. Kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat disertai dengan kewajiban administrasi yang tiada habisnya sudah cukup menyita perhatianku. Jangankan menjadi profesor, urusan jabatan dosen sebagai Asisten Ahli saja sudah 4 tahun tidak kuurus. Padahal itu adalah jenjang karir pertama sebagai dosen.  

Aku memang cukup lengah dengan urusan karir dan kenaikan jabatan sebagai dosen PNS. Hingga suatu kali, aku bertemu dengan beberapa profesor yang tergabung dalam forum guru besar politeknik se-Indonesia. Semangat dan pemikiran mereka saja membuatku sangat kagum dengan mereka. Aku yakin tugas dan tanggung jawab mereka sebagai guru besar sangat banyak, namun mereka tampak bersemangat dan produktif menghasilkan karya-karya ilmiah dan terapan yang bermanfaat bagi masyarakat. 

Aku semakin terpesona dengan para profesor ini ketika aku berkenalan dengan salah satu guru besar dari Politeknik Negeri Lampung, Prof. Fitri. Beliau adalah profesor perempuan pertama di politeknik tersebut dan baru dikukuhkan sebagai guru besar sekitar bulan Oktober 2023. Setelah mengikuti sebuah workshop di Jakarta, aku sempat berdiskusi sebentar dengan beliau. Diskusi ini berlanjut hingga keesokan harinya saat aku mendapati beliau menginap di hotel yang sama denganku. Topik diskusi kami sangat beragam mulai dari riset, kolaborasi, bahkan bercerita tentang menjadi caregiver bagi orang tua lansia. Pertama kalinya aku berdiskusi dengan profesor senyaman dan seterbuka itu. Banyak pembelajaran dan insight akademis maupun personal yang aku dapat dari beliau. 

Pertemuan dengan profesor ini membuat saya lagi-lagi berseru pada diri sendiri: "Aku ingin jadi Profesor!". Saya ingin menjadi seperti Prof. Fitri yang humble, bijak, dan menyenangkan." Aku ceritakan kepada temanku betapa aku terinspirasi ingin menjadi profesor, tapi jangankan jadi profesor, mengurus asisten ahli saja malas. Begitu mendengar kalimatku, setengah berteriak ia berkata kepadaku, "Eonni! You have to. You are professor material! Kamu harus jadi profesor, Eonnie! Kenapa kamu berpikir tidak bisa? Aku akan sangat marah kalau kamu tidak". Aku terkejut sekaligus terkikik geli melihat reaksinya. 

Ya, aku akan jadi profesor! Saatnya aku bergerak kembali pada jalan menuju cita-cita lamaku, menjadi pendidik yang terus belajar dan bertumbuh memberikan manfaat bagi orang banyak. Semoga aku teguh dalam perjalanan ini. Semangat! 

#tantanganMaGaTa

Bagikan

Jangan lewatkan

Aku ingin jadi Profesor!
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.