Wednesday, February 28, 2024

Berkebun, sepertinya Seru!

Sebenarnya setiap ditanya hobi, saya bingung menjawabnya. Waktu masih sekolah dulu, sukanya menyanyi. Pernah juga merasa hobi menulis. Semakin bertambah usia, saya tidak lagi menikmati bernyanyi sebagai hobi. Kalau menulis, masih, tapi tidak setekun dulu. Makanya ikut tantangan menulis MaGaTa ini, hehe. 

Gara-gara tema menulis pekan ini adalah hobi, saya berpikir lagi tentang hobi. Sebenarnya ada satu kebiasaan yang ingin saya jadikan hobi. Saya ingin berkebun. Rumah orang tua saya memiliki pekarangan yang luas. 

Waktu saya kecil kedua orang tua saya dan nenek selalu rajin merawat pekarangan rumah kami. Mamak bahkan pernah mendapat juara harapan tingkat kabupaten sebagai pekarangan rumah yang asri, nyaman, dan lengkap. Saya ingat sekali setiap sore Mamak dan Bapak ada di halaman depan, belakang, dan samping rumah. Banyak jenis tanaman yang keduanya tanam, mulai dari sayuran, aneka rimpang, toga, tanaman hias, dan beraneka pohon seperti nangka, kelapa, pisang, jambu air, jambu biji, durian, belimbing, ceremai, pohon kenanga, petai cina, sereh, sirih, jeruk nipis, jeruk sambal, bahkan buah-buahan lokal yang kini sudah sulit ditemukan.  Sejak keduanya sakit dan sulit berjalan, hampir semua tanaman mati tidak terawat. Halaman belakang rumah yang sangat luas kini hanya ditumbuhi pohon kelapa, pisang, pinang, dan beberapa batang jambu. 

Saya sering lihat di Pinterest kebun orang yang rapi, indah, dan pekarangannya menghasilkan pangan yang cukup buat keluarga. Kalau nanti mulai berkebun, saya ingin mengatur lagi tanaman-tanaman di halaman belakang. Selain menanam sayuran, saya ingin menanam jeruk nipis, lemon, belimbing, petai, rambutan, bahkan saya terfikir ingin menanam padi. Hanya dengan membayangkannya saja, rasanya sudah senang sekali. 

Kesibukan sehari-hari, rutinitas, dan tekanan pekerjaan membuat saya merasa membutuhkan coping mechanism yang sehat, kalau bisa menjauhi layar. Menurut Alodokter, selain mengusir rasa jenuh, berkebun baik bagi kesehatan fisik dan mental. Selain itu, karena berkebun kita jadi menanam makanan kita sendiri yang jelas lebih sehat dan ramah lingkungan, eh, lebih hemat juga sih. Apalagi saya sangat suka sayuran. Sayuran di Kalimantan sini, mahal sekali dibandingkan dengan waktu saya di Bandung. 

Lantas apa yang menghalangi saya? Rasa takut. Tidak terbilang seringnya saya bertemu ular di sekitar rumah, ular hijau, merah, hitam, abu. Saya juga sangat geli dengan ulat bulu. Dulu saya pernah takut  cacing, tapi sekarang saya sudah bisa mengatasi rasa takut itu. Semoga saya lekas mengatasi rasa takut pada ular juga, supaya saya bisa memulai hobi berkebun. 

Bagikan

Jangan lewatkan

Berkebun, sepertinya Seru!
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.